Hari ini aku sadar, aku selalu mencintai pagi
Minggu
pagi, sama seperti hari biasa, bangun pagi untuk menjalankan solat Subuh. Pagi
ini pun aku berniat untuk bersepeda atau lari pagi. Sayangnya tak kutemui orang
yang bisa menemani dan menjemputku untuk lari pagi. Sepeda lah pilihanku. Cukup
segar rasanya menghirup udara pagi, udara yang alhamdulillah masih sehat, belum
terpolusi dan tak bercampur asap. Angin pagi yang menerpa wajah berkeringat ini
benar - benar nikmat yang luar biasa mengasyikan.
Cukup
jauh kukayuh sepeda ini, mulai dari dataran rata, bergelombang hingga menanjak
dan turunan. Banyak bertemu pesepeda lainnya di jalan raya. Tua muda laki dan
perempuan. Sungguh nikmat mana lagi yang kau dustakan? Menyadarkan jika hidup
tak melulu tentang apa yang belum tercapai, tapi tentang apa yang ada di
sekitarmu dan kau mensyukurinya. Pagi ini aku tersadar bahwa aku selalu
mencintai pagi, menikmati langit ungu ke-oranye-an menjelang matahari terbit,
menghirup udara segar, terhindar dari bisingnya suara kemacetan. Sungguh pagi,
aku cinta kamu. Dan aku lebih mencintai Pengatur hadirnya dirimu.